Anak itu adalah anak pindahan dari sekolah lain (entah dari sekolah mana, pokoknya anak pindahan). Kulitnya hitam, bajunya selalu kotor, dan nakalnya nau’udzubillah. Namanya “Rajaman”. Nama yang unik dan istimewa, mengingatkanku pada sesosok pemimpin yang kejam, lalim dan berkuasa atas kejahatan. Dan mungkin aku bisa menebak kenapa dia dipindahkan dari sekolahnya yang lama. Mungkin karena..(ups, ga boleh su’udzhan J).
%%%
Sifat nakalnya itu ternyata menjadi daya tarik tersendiri, langsung saja dia menjadi akrab dengan “Mulyadi” si kepala geng yang dingin namun mematikan. Di kelas, si kepala geng adalah sosok yang sangat dihormati, teman-temannya selalu tunduk pada kata-kata dan wejangannya, aku pernah mendengar dari teman-teman lain bahwa Mulyadi ditakuti karena dia and the gank sering mengompas/memalak/merampok anak-anak yang lebih kecil untuk dimintai uang jajannya, meskipun begitu belakangan aku baru tau kalau ternyata si kepala geng yang kejam itu ternyata sangat romantis dan penyayang. Pernah suatu ketika aku memergoki si kepala geng tengah memegang sebuah “Bando” yang ternyata ingin diberikannya kepada gadis idamannya dari sekolah sebelah “SD Mardhiyatul Islamiyah I Medan”. So sweet…padahal masih SD..wahaha.
Dan Aku “Wulan Windari” bingung ingin mengatakan ini anugrah atau musibah hingga bisa satu kelas dengan teman-temanku yang mengerikan ini di Madrasah Ibtidaiyah Swasta “Mardhiyatul Islamiyah II Medan” ini.
Waktu itu menurut aku, aku adalah sesosok anak yang baik, patuh, sedikit cuek dan pemalu (malu berteman sama anak laki-laki, jadinya temen aku ya yang cewek-cewek ajah..hehehe) selain itu aku juga bersikap sedikit dewasa, ehem,,,uhuk2! Batuk sendiri nih aku nulisnya, kenapa ya?? Haha. Aku juga suka berpetualang dan mencari suasana baru. Setiap hari aku selalu pergi ke sekolah sendirian, berjalan kaki menyusuri jalan-jalan pintas yang aku temukan. Jalan utama menuju sekolah sih simple aja, tinggal keluar dari gang rumah terus jalan luruuuuuuuuuusssss aja, ketemu deh sekolah ane.. tapi, entah kenapa aku lebih memilih untuk menyusuri jalan yang berliku-liku ini, mulai dari melawati pekarangan rumah orang (ga sopan banget woy), terus melewati kandang-kandang ayam, kolam-kolam dan rawa-rawa, lapangan bola dan tembus ke jalan utama dan kemudian dengan berjalan sedikit lagi maka aku akan langsung tiba di sekolahku tercinta dengan seragam yang penuh lumpur dan kotor, enggak ding seragam aku tetep bersih dunk..hihi :O.
Eiiit ceritanya udah kemana boo’???
Lets, Back to Topik ya..
Suatu ketika aku sedang bermain-main di kelas ketika jam istirahat. Kemudian si Rajaman datang menghampiriku dan menggangu. Aku sih cuek aja, anak kayak gini dicuekin pasti juga pergi sendiri (batinku). Tapi ternyata dugaanku salah, dia terus saja mengganggu dan membuatku marah. Aku jadi kesal sama dia, dasar anak aneh.
Sepulang dari sekolah, ternyata dia mengikuti aku jauh dibelakang, tiba-tiba aku menjadi amat teramat takut, insting SD ku mengatakan dia akan mengganggu aku lagi pasti. Kemudian aku pulang dengan jalan mengendap-endap di antara kerumunan orang agar tak terlihat, dan aku juga masuk ke jalan-jalan pintasku, menyusuri kandang-kandang ayam, rumah-rumah cina dan lorong-lorong tikus, memastikan dia tidak ada lagi dibelakang. Setelah merasa aman kemudian aku berjalan kembali dengan santai dan tenang, Alhamdulillah..sebentar lagi aku akan sampai di ujung gang.
Ketika aku keluar dari gang itu, apa hendak dikata,, aku menjadi kaget bukan kepalang, dia muncul tiba-tiba sambil tertawa-tawa dari balik tembok pagar rumah orang di ujung gang ini, huwaaa….rupa-rupanya dia telah berada disitu sedari tadi, aku tidak tau darimana dia tau bahwa aku akan melewati jalan ini. Rasa syok yang begitu hebat membuat aku takut dan seketika itu juga aku berlari sekencang-kencangnya,,,wussshhhhhhhh…hanya satu kata dikepalaku..pulang‼
Keesokan harinya dengan wajah sumringah dia menghampiriku, aku pura-pura tenang dan cuek dan aku juga tidak mengatakan apa-apa, tapi kemudian dia berkata “awas ya wulan, hati-hati nanti pulang sekolah” kemudian dia tertawa kembali “hahahaha” dan berlalu dari hadapanku. Dan seketika itu bak disambar petir…. “Mamakkkkkkkkkkkk…‼anakmu mak di teror..” dalam hati. Takut sekali rasanya, jiwaku terancam‼ apalagi yang akan dia lakukan, oh my God, apa salah dan dosaku terhadap dia sehingga dia menghantuiku sepanjang hidupku (lebay, haha). Strategi apalagi yang akan aku lakukan. Bagaimana ya cara menghindari ancaman dan teror dari dia?? (kenapa waktu itu aku sangat polos dan tak berniat lapor ibu guru, atau kepala sekolah atau pak polisi atau pamong praja atau sejenisnya ya??..arghh mana ngerti, waktu itu kan aku masih kelas 5 SD. Tapi kayaknya anak kelas 5 SD sekarang udah ngerti banget nih yang beginian..fiuhh..).
Nah, tibalah bel pulang berbunyi. “Teeeeeeeeeeeettttttttttttttttttt……………………”.
Suasana menjadi riuh, murid-murid kemudian adu cepat memasukkan buku dan kotak pensil ke dalam tas, Ibu guru menyuruh kami membaca do’a. kemudian menyuruh kami untuk melipat tangan diatas meja, kata ibu guru barangsiapa yang duduknya paling rapi maka akan ditunjuk untuk pulang paling cepat. Beruntung meja kami ditunjuk pertama, dan langsung saja ku salam dan ku cium tangan bu guru dan bergegas keluar kelas. Tanpa Ba-Bi-Bu kemudian aku pasang langkah seribu, “lariiiiiiiiiiiiiiii……………………..”.
Gara-gara takut sama si mafia aku pun lari-lari dan terus berlari, merasa sedikit aman aku pun memperlambat lariku,,huuft. Kemudian aku melihat ke belakang dan oh my god‼ rupanya dia tidak main-main..‼ dia benar-benar mengejarku dan jarak aku dan dia kini cuma beda tipis‼cepat sekali larimu nak..sambil ngos-ngosan Ku arahkan lagi pandanganku ke depan dan melanjutkan maratonku, dan tiba-tiba “Buuuuuuuuuuuuuugghhhkkk” aku tersandung sesuatu dan terjatuh. Seketika dunia menjadi sepi, orang-orang memandangiku dan mungkin merasa iba. Sejurus kemudian aku bangkit dan duduk, tak ada bagian tubuhku yang terluka, semuanya baik-baik saja, tapi rasa syok, malu dan takut membuat aku kemudian menangis sesunggukan di trotoar jalan itu. “Huuuu.. hiks,,Hu..uuu.uu…uu..hiks, Huu..uu..uu” dibantu ibu-ibu yang berada di TKP dan seorang teman sekolahku, kemudian aku berdiri dan berjalan kembali dengan tergopoh-gopog lalu pulang. Sesaat tadi ku lihat si Rajaman tertawa sebentar tatkala melihatku jatuh, kemudian wajahnya berubah menjadi takut ketika aku menangis, mungkin dia takut disalahkan karena memang dialah penyebab aku terjatuh, aku benci, benci, benci Rajaman sejak saat itu dan selanjutnya..‼
Waktu pun terus berjalan, hari-hariku akhirnya berjalan normal dan kembali seperti biasa. Pergi dan pulang sekolah dengan tenang dan kembali berekspedisi menemukan jalan pintas baru. Rajaman tak pernah menggangguku lagi. Tanpa terasa aku sudah kelas 6 SD. Betapa indah hari-hariku..
Hingga suatu hari aku tidak bisa masuk sekolah karena pergi berkunjung ke rumah saudara bersama ibuku,,dan karena orang tuaku tidak berinisiatif mengirimkan surat apapun untuk guruku jadilah aku alpa 1 hari (alpa=tidak hadir tanpa keterangan). Keesokan harinya guruku kemudian memanggil aku dan temanku “selly” ke depan kelas, kami disuruh berdiri. Selanjutnya sang guru menanyakan kenapa kami tidak masuk kemarin (ternyata selly juga tidak datang ke sekolah kemarin), dan kamipun menyampaikan alasan masing-masing. Karena dinilai salah tidak memberikan kabar maka sang guru menghukum kami untuk tetap berdiri “Karena ga ngirim kabar jadi wulan sama selly berdiri dulu ya” kata pak Akhyar guru bahasa Arab kami. Aku dan Selly bertatapan sebentar dan kemudian menyesali diri masing-masing. “Wadduhhh…bakalan pegel nih hari ini“ batinku. Namun ternyata itu tak berlangsung lama. Karena tiba-tiba saja Rajaman yang sedang duduk dibangkunya mengeluarkan kata-kata ajaib dan tak terduga, “Pak..si Wulan disuruh duduk aja lah pak….” Katanya tanpa ragu. Seketika angin bertiup sepoi-sepoi, deru ombak berkejar2an, burung-burung bercericit, ambooiii siapa sangka anak hitam, dekil dan bandel ini mau meminta kepada Pak Guru agar aku diizinkan duduk. Seketika aku terpaku dan terharu, kulihat ekspresinya tulus, ternyata dia baik juga ya orangnya..(dalam hati).
Dengan bijaksana akhirnya sang guru mempertimbangkan usulan si Rajaman, walhasil demi keadilan(karena gag mungkin kan wulan aja yang duduk, si Sellynya gimana coba,,,) akhirnya sang guru memberikan sebuah pertanyaan. “Yasudah, Bapak kasih 1 pertanyaan ya, siapa yang bisa jawab boleh duduk” kata Pak Ahyar tegas. Kemudian pak ahyar memberikan 1 pertanyaan dan karena aku tau jawabannya maka aku diperbolehkan untuk duduk. Sungguh kata-kata rajaman itu tak pernah hilang bahkan hingga detik ini. tapi aku sungkan dan malu untuk sekedar berterimakasih, bahkan hingga tamat dan kami tak pernah lagi bertemu sampai saat ini (hampir 10 tahun juga ya..).
%%%
Hmm,,,Melalui tulisan ini aku ingin berterimakasih kepada Rajaman. “Terimakasih ya Rajaman, meskipun sang guru pasti akan menyuruh kami duduk meski tanpa kamu minta, tapi kata-kata dari kamu itu tetap istimewa lo, karena ada banyak teman-temanku disitu, tapi cuma kamu yang mau memintaku agar diizinkan duduk. Terimakasih ya..terharu nih..".
mohon lampirkan juga photo anda ketika SD.
BalasHapusuntuk apa yong...
BalasHapus